LOGO

This is a free blogger layout from Www.BestTheme.Net blogger site. Feel free to edit and apply for your template.

Detail

Welcome to My Blog

Silakan dilihat...
tapi awas, jangan di jilat.... nanti bisa kualat
hehehehehheheeh
gratis Oks...tanpa dipungut biaya

Khusus bulan April, merupakan Edisi CerPen / CerPil...


Hana dalam bahasa Jepang berArti Bunga

Ya Allah, Aku mencintainya,
dan sebisa mungkin takkan menyakitinya...
jika dia memang untukku...

tapi jika tidak,
aku akan relakan dia pergi...
tapi....aku Mohon...
Jangan biarkan dia kembali...

On Selasa, Mei 26, 2009 0 komentar

Kau datang membawa Rasa
Kau datang membawa Luka
Kau datang membawa Cinta
Tapi tak pernah kau beri Rasa

Kau pergi membawa Rindu
Yang membuatku takut untuk bertemu
Kau kembali membawa Ragu
Yang kian membelenggu Hatiku

Aku pernah terLuka
Aku pernah terTawa
Hanya karena satu kata
Yang hingga sekarang tak dapat Kucerna

Kau panggil aku dengan kata Cinta
Tapi tak pernah kau beri Cinta
Kau membuat aku selalu bertanya
Rasa apa yang kini sedang kau Rasa

Aku lemah Aku kalah
Karena aku lebih dulu rasakan Cinta

On Senin, Mei 18, 2009 0 komentar

Aku masih duduk terdiam diruang tunggu RS bersama Iqbal, temen di sekolah baruku. Kami berdua hanya menunggu kabar selanjutnya dari Dokter tentang keadaan Agung yang kini tengah di periksa.

“Kak Hana” panggil cica, gadis kecil kesayangan Agung, “Cica senang, bisa ketemu lagi ma Kak Hana… kata kak Agung, kak Hana pindah sekolah ya…” lanjut Cica yang kini berdiri tepat di depanku.
“Kak Hana masih terlihat cantik seperti kata kak Agung” jelasnya lagi dan aku hanya tersenyum. “Kata kak Agung, Cica harus seperti kak Hana kalo udah besar nanti… cantik, pinter, baik,… pokoknya semua dhe..” katanya lagi lalu tersenyum padaku dengan polosnya. “Kak Agung sayang banget sama kak Hana, soalnya setiap hari selalu kak Hana dan kak Hana,, bahkan kamar kak Agung dipenuhi foto-foto kak Hana” lanjutnya dengan ceria, Cica masih terlalu kecil untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

“Oh iya… kak Hana kok sekarang ga pernah maen kerumah lagi??” Tanya Cica dengan wajah penasaran, dia gat au kalau sebenarnya aku dan Agung semuanya dah selesai.
“Kak Hana sibuk..” jawabku singkat walau sebenarnya aku memang sengaja mencari kesibukan untuk melupakan semua.
“Kemaren kak Agung nangis lho, sambil memandangi foto kak Hana” kata Cica segera.

Deg...
Jantungku yang kemaren mati seakan bergerak dan tumbuh, jantungku yang baru hancur kini kembali seperti semula.
“Kenapa?”
“Ga tau, tapi...” jawab Cica dan tak melanjutkan kata-katanya, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu…

“Kak Hana sayang ga sama kak Agung?” Tanya Cica kemudian dan membuatku kaget.
Pertanyaan itu seperti memukul hatiku keras dan perlahan aku meneteskan air mata yang sedari tadi sudah aku tahan.
“Kenapa? Kak Hana kok nangis?” Tanya Cica lagi, aku hanya menggelengkan kepala dan tersenyum padanya lalu segera memeluknya.
“Sayang banget… bahkan Cica dah kakak anggap seperti adik kakak sendiri” jawabku pelan dan kuusap air mataku.
Cica tersenyum manis mendengar jawabanku, seakan dia tau apa yang ditanyakannya barusan mempunyai sebuah arti lebih.

“Cica sini…!” panggil Om Roni, ayah agung sambil melambaikan tangannya,
“Ya pah…, kak bentar ya…” kata Cica dan melangkah dengan cepat menemui ayahnya.
“Jadi ini, alasan yang ingin kamu tunjukkan padaku?” Tanya Iqbal setelah beberapa saat Cica berlalu.

“Sebenarnya apa yang terjadi pada Agung?” Tanya Iqbal penasaran, karena sedari tadi aku tak memberitahu dia keadaan yang sebenarnya terjadi.
“Agung sakit Bal, dia sakit!” jawabku pelan seraya menundukkan wajah “Sakit parah!” lanjutku lirih dan kembali meneteskan air mata.

“Kak… kak Hana” panggil Cica yang sekarang sudah ada di sampingku sambil menyodorkan sebuah sapu tangan yang sangat aku kenal,
ini milik Agung!! hadiah dariku dulu, aku masih terdiam dan memandangi sapu tangan itu lekat, tapi aku tersentak ketika Cica mengusapkan sapu tangan itu di pipiku, mengusap air mataku yang meleleh dipipi.

“Kak Hana jangan nangis ya… itu pesan kak Agung!” kata Cica sambil tersenyum lalu kubalas dengan senyum pula.
“Oh iya, ini…” kata Cica lagi sembari memberikan foto berbingkai kayu padaku, fotoku bersama Agung.
Aku memandang Cica dengan heran.
“Foto itu yang sering kak Agung pandangi, sekarang foto itu milik kak Hana” lanjut Cica
“Lalu…”
“Kak Agung ga perlu foto itu lagi sekarang” kata Cica dengan senyum polosnya,
“Maksud kamu?” tanyaku penasaran
“Ayo ikut… ayo kak…!!!” kata Cica dan menarik tanganku menuju kamar inap Agung,

Kulihat para dokter berhamburan keluar dari kamar yang kami tuju itu, dan Iqbal mengikutiku dari belakang.
Cica berhenti didepan pintu kamar inap agung dan memandangiku lalu kulihat ayah Agung keluar,
“Cica, ayo ikut papah… kita beli Es Cream” ajak Om Roni lalu dengan segera Cica mengangguk senang.
“Hana, Agung pasti senang kalo dia tau kamu datang menjenguk” kata om Roni dan melangkah pergi bersama Cica.

Kubuka pelaan pintu ruang inap Agung, tapi aku benar-benar belum siap kalau harus melihat keadaan Agung yang kata bunda sudah sangat parah, aku ga tega kalau harus melihat tubuh Agung dipenuhi selang-selang untuk membantunya bernafas dan mengalirkan cairan infuse dan darah ke dalam tubuhnya.

“Han…” panggil Iqbal lirih setelah mendengar suara isak tangis dari Mama Agung dari dalam,
“Agung” kataku lirih dan melangkahkan kaki pelan memasuki ruang serba putih yang sepertinya menjadi kamar tetap Agung.
Cica benar, Agung selalu membawa fotoku kemanapun.
“Tante…” panggilku lirih setelah kulihat tante Kris, mama Agung terisak sembari menggenggam erat tangan Agung lalu dengan segera menghampiri aku dan memelukku
“Hana…” panggilnya dengan tangis, “Agung Han…” lanjutnya, aku mulai penasaran, apa yang sebenarnya telah terjadi?
Aku segera mencari tau apa yang menyebabkan tangisan tante Kris,
Deg……
Jantungku rasanya berhenti berdetak saat kulihat alat pengontrol jantung yang ada disamping Agung berhenti bekerja,
“Mungkinkah Agung??” batinku lirih, tapi aku benar-benar tidak percaya, ga mungkin!!!
Tapi kenapa tante Kris… apa Agung…???
Perlahan tante Kris melepaskan pelukkannya dan menjauh dariku.
Kudekati Agung perlahan,
“Agung…” panggilku pelan dan kuraih tangannya, tangan yang terasa mulai dingin.
Ya … Agung ninggalin aku, benar-benar ninggalin aku sendiri. Setitik demi setitik air mataku mulai jatuh menetes dan kini semakin deras,
Kubelai pipinya pelan, lalu kupeluk erat tubuhnya yang kini tak berdaya, aku benar-benar berada dititik terberat,
“Gung,,, hari ini aku Ulang tahun, kamu masih ingat kan??” tanyaku dengan isak tangis “Kamu belum ngucapin Met Ultah ke aku, aku berharap kamu orang pertama yang ngucapin itu!” lanjutku berat, “Ayo gung,, ngomong!!” kataku lagi.

“Han,, Hana, kamu ga boleh seperti itu, kamu harus bisa menerima ini” kata Iqbal pelan
“Gung… ngomong!!”
“Han… kalau kamu seperti itu, kamu hanya akan membuat mama Agung bertambah berat merelakan Agung!!” kata Iqbal lagi, “Ayo kita keluar” lanjutnya
“Ga Bal,, Agung dah janji, dan aku yakin dia pasti menepati janjinya seperti biasa” jawabku segera
“Tapi Agung dah pergi… kamu hanya akan menipu dirimu sendiri” kata Iqbal lagi “Han… sadar, coba kamu tenangkan dirimu, ayo Han… kamu harus menerima semuanya” lanjut iqbal dan memaksaku berdiri

Aku masih bersama isak tangisku
“Agung ga boleh pergi, ini hanya mimpi, mimpi buruk bagiku. Ya kan Bal, katakan Bal… kalo ini hanya mimpi” kataku memaksa, sembari kuguncang tubuh Iqbal yang seakan pasrah
“Katakan Bal… kalo ini hanya mimpi…” kataku lagi dengan tangis
“Han… Han… udah Han, udah…” kata Iqbal dan memelukku.
“Ini Cuma mimpi kan?” kataku pelan yang masih tak percaya dengan apa yang telah terjadi.

***

Pagi ini langit terlihat gelap, dan perlahan satu persatu butiran bening mulai menetes dan semakin deras. Seakan seakan langit tau apa yang telah terjadi, langit ikut menangis.

“Hana, kamu jadi pulang ke Bali hari ini??” Tanya Bunda sembari mendekatiku yang tengah duduk diteras.
“Han…” panggil bunda lagi setelah tak mendapati jawaban dariku, “Hana” panggilnya lagi setelah melihatku sedang memandangi foto berbingkai kayu yang tempo hari cica berikan padaku.
“Han… bunda tau, tapi…” kata Bunda setelah duduk sisebelahku tapi aku meninggalkannya
“Hana mau kekamar Bunda” kataku pelan dan pergi.
Aku mengurung diri dikamar seharian, aku menolak bertemu dengan siapapun hari ini, aku ga mau melepas semua kenangan bersama Agung. Aku masih ingin disini sebelum aku pulang ke Bali memulai kehidupan baru disana.

“Han… Bunda boleh masuk??” kata Bunda setelah sempat mengetuk pintu
“Ya.. Bunda” jawabku yang masih mengemasi barang-barang yang ada hubungannya dengan Agung, sudah aku putuskan untuk menyimpan semua kenangan bersama Agung, bukan untuk dilupakan tapi untuk disimpan.
“Kamu sedang apa??” Tanya Bunda sembari melangkah masuk kekamarku, “mau diapakan barang-barang itu??” Tanya Bunda lagi.
“Disimpan, terlalu banyak kenangan” jawabku datar
“Han… sebenarnya bunda mau ngomong ini udah lama” kata Bunda memulai pembicaraan, “Ini, ada kiriman kado saat hari Ulang tahun kamu, tapi karma waktu itu…” kata Bunda tapi tak dilanjutkan,
“Ga apa-apa Bunda, kado dari siapa Bunda?” lanjutku dengan senyum walau terasa aneh.
“Bunda ga tau, tidak ada nama pengirimnya” jawab Bunda dan menyerahkan kado itu.
“Makasih Bun…” kataku setelah menerima kado itu, Bunda hanya tersenyum
“Bunda keluar dulu ya…” kata bunda dan beranjak pergi
“Bunda…” panggilku segera
“Ya”
“Maaf yang tadi pagi ya…”
“Ga apa-apa saying… Bunda ngerti kok” jawab Bunda dengan senyum, Bunda berlalu dengan senyum lega yang ada di bibirnya.


Aku masih meneteskan air mata dan perlahan ku kembangkan senyum, senyum lega karena semuanya tidak menghilang begitu saja. Aku peluk erat boneka pemberian Agung sembari kuputar ulang rekaman video darinya sebagai kado Ulang tahun untukku.
Ya… kiriman paket tempo hari itu memang dikirim oleh Agung, aku tau dia tak pernah mengingkari janjinya.

***

Dan sekarang aku masih disini, tetap berusaha mencari apa yang selama ini ingin aku temui… tetap berharap dan yakin walaupun agung sekarang tidak ada disampingku lagi, tapi aku masih bisa terus menyayangi dia, sebisaku, semampuku…
Setidaknya senyum polos Cica dan riang suara canda guraunya bisa mengobati rasa rinduku padanya.
Bukan untuk diLupakan dan tak terLupakan

On Sabtu, April 11, 2009 0 komentar

Sepertinya aku benar-benar harus memulai semuanya dari awal, setelah kejadian itu semuanya berantakan.

Orang tuaku bercerai, sekolahku berantakan hingga aku harus mengulang dari awal, cowo' yang paling aku sayangi pergi entah kemana tanpa ada kata putus, dan yang lebih parah lagi aku tau kalau sebenarnya aku hanya anak adopsi. Dan orang tua kandungku mengajakku tinggal bersama mereka.


Ini sekolah baru kamu, belajar yang rajin ya....” suara lembut Mama membuatku tak kuasa menolak semua keinginannya, aku berjalan memasuki sebuah aula dan menuju ke ruang kepala sekolah yang masih mempunyai hubungan keluarga dengan Mamaku.


Hu.....hu....” suara gaduh didalam kelas itu membuatku enggan masuk kedalam ruangan itu, aku berhenti didepan pintu kelas sejenak menarik nafas panjang tanda akan ku mulai sesuatu yang baru.

Ayo masuk....” ajak seorang guru yang mendampingiku untuk masuk kedalam kelas 3 Bahasa 1 di SMA Harapan 1 Jakarta.

Ya.... sekarang aku pindah ke Jakarta mengikuti orang tua kandungku.

Suara gaduh itu langsung lenyap ketika aku memasuki ruang kelas itu, semuanya duduk dengan rapi dan tenang.

Kita kedatangan murid baru yang datang dari Surabaya, ayo... silahkan mengenalkan diri...” kata Guru itu lembut.

Syarla velsatya, biasa dipanggil Arra.” kataku pelan

Pindahan dari mana?” tanya seorang murid cowo yang duduk dibangku paling belakang

Surabaya” jawabku singkat

Pelit banget ngomongnya....” katanya lagi

Seto....udah” kata Guru itu segera, “Syarla silakan duduk dibangku nomor dua, itu akan

menjadi tempat belajarmu tahun ini”

aku hanya mengangguk pelan dan menuju bangku yang ditunjuk itu pelan.

Semua memandangku aneh... tapi tak aku hiraukan, aku mau pindah kesini karna aku ingin lupakan semua kejadian yang aku alami di Surabaya, jadi aku akan memulai sesuatu yang baru disini.

Hai... aku Esti” sapa seorang cewe yang duduk disebelahku dengan senyum manis

Hai, aku Arra, senang bisa kenalan sama kamu...” responku tersenyum

Aku tau namamu Arra, tadi kamu udah bilangkan di depan” sahutnya lalu tersenyum lebar.


Setengah tahun kulalui dengan tenang, aku yang awalnya ingin menjauhi segala ketenaran tapi malah jadi terkenal secara mendadak.

Itu karena aku berteman dengan anak band yang ada disekolahku, anak-anak ter Ngetop.

Ra....beneran kamu jalan sama Fyan?” tanya Esti saat kami berjalan menuju kantin sekolah

Sapa bilang?” responku segera

Semunya ngomongin kamu Ra....,mereka bilang kamu jalan sama Fyan.”

Kayaknya kamu salah denger dhe...” responku cuek.

Semuanya ngomongin kamu Ra...masa' aku salah denger sich,,,,,”

ya.... sutra lahhh..........................” jawabku sembari nyengir

Aku akui aku memang dekat dengan Fyan, diantara temen-temen cowo disekolah Fyan adalah temen terdekatku. Tapi aku ngga pernah mempunyai perasaan khusus untuk dia, tidak untuk saat ini.


Tapi........

Hai ra....kok sendirian, Fyan mana?” tanya Raja sembari duduk disampingku saat dia melihatku duduk ditaman sekolah sendirian. Aku hanya bisa menggelengkan kepala, aku selalu cangung bila berada disampingnya, entah kenapa. Tapi yang aku tau dengan pasti, dia lebih mirip dengan cowo yang selama ini aku sayangi Agung.

Kok diem?” tanyanya lagi seraya menatapku

Ngga apa-apa kok” jawabku bingung

Ehm.... lagi ada masalah sama Fyan ya.....?”

Ngga... ngga.... kok, kami berdua baik-baik aja dan kayaknya ngga ada yang perlu kami permasalahkan”

Oh.....” responnya singkat

Udah makan, kekantin yok....” ajaknya kemudian

Makasih.... tapi aku masih kenyang” tolakku pelan

Oh... ya udah”

Kalo kamu lapar, kamu kekantin aja dulu” kataku lagi

Ngga ah.... aku mau temenin kamu aja disini, kalau kamu sendirian disini nanti ada yang culik kamu, kan ngga enak kalau ngga bisa lihat wajah manis kamu lagi” katanya tersenyum

Hm....” akupun ikut tersenyum, tapi senyumku melebihi semua yang tampak, ada kebahagiaan tersendiri. Ya..... Aku memang mulai menyukai Raja.


Oh ya....?” responku saat kakakku Ayonk mulai berkhayal ingin ingin Grupbandnya rekaman,

Kamu ngga percaya, ya udah... kita buktikan saja”

Okay, kita lihat aja nanti...” responku remeh

Malam sayang..... kalian belum tidur?” tanya Mama yang baru saja pulang dari kantor

Mama lembur lagi?” tanyaku pelan

Hu....mama capek, kerjaan dikantor mumpuk....” keluh Mama seraya duduk disofa menengahi posisi Aku dan kak Ayonk. Malam itu Aku, kak Ayonk dan Mama ngobrol banyak. Sampai tak terasa udah tengan malam.


Ini apa Es.....?” tanyaku saat kami masuk ruang mading dan membongkar lemari.

Mana, oh....itu. Itu data para murid yang pernah mendaftar jadi anggota MaDing.”

kalau aku lihat ngga apa-apa kan?”

ya...ngga apa-apa kok”

Tapi.........

Deg.....” jantungku rasanya berhenti berdetak, apa benar, atau aku salah lihat? Aku terdiam, aku tak tau apa yang sekarang memenuhi pikiranku, aku masih terdiam.

Ra.... kenapa?” tanya Esti yang mengagetkanku

Eh.... ngga apa-apa kok”

Ya udah, tolong itu yang kamu pegang bawa kesini, soalnya besok mau ada Pameran Karya yang pernah dikirim ke Mading beserta foto pemilik karya tersebut”

Ya.....” kataku pelan yang enggan berpaling dari foto itu.

Aku masih memikirkan foto itu, semua masih terasa hangat. Senyum itu, tatapan itu, suara itu, janji itu bahkan kesetiaan itu. Agung, sebenarnya dimana kamu..... tak terasa air mataku sudah meleleh di pipi, aku bener-benar tidak mengerti setiap aku ingat Agung rasanya air mata ini enggan berhenti mengalir.

Kamu kenapa Ra....?” tanya Tyo temen dekat Fyan yang juga dekat denganku, aku hanya menggelengkan kepala pelan,

Jangan bohong, kamu ngga bisa menyembunyikan masalah kamu dari aku.”

Aku memang ngga pernah bisa menyembunyikan sesuatu dari Tyo, dia temen curhatku.

Aku ngga tau apa aku harus cerita semua ini sama kamu, aku ingin cerita semuanya, tapi.... Aku rasa ngga untuk saat ini.” kataku terisak, “Maaf...” lanjutku yang masih dengan isakku lalu Tyo mendekat dan merangkulku.

Aku selalu ada untuk jadi teman curhatmu kok Ra.... ngga usah takut.”


Aku sangat nyaman saat melihat wajah itu terpasang jelas tepat ditengah ruang seni, wajah yang selalu terlihat tenang dengan senyum manis itu membuatku semangat untuk menjalani semuanya. Setiap hari aku sempatkan diri untuk datang ke ruang seni hanya untuk sebuah foto itu.

Kamu kesini lagi??” tanya Raja yang tiba-tiba berdiri di dekatku dan membuatku kaget.

Ya....”

Kayaknya kamu ngga pernah bosan membaca puisi ini, atau jangan-jangan kamu ngga pernah bosan pandangi foto pengarangnya.....” kata Raja yang sempat membuatku kaget

aku hanya tersenyum kecut mendengar itu.

Kenapa kok diam?” tanya nya lagi “Aku nganggu nich....?”

Nggak.... nggak... kok” responku cepat

Handhika Agung Feryansyah” ucap Raja pelan, “Dia sangat berprestasi....”

Kamu kenal sama dia?” tanyaku

Ya.... gitu dhe” jawab raja santai sembari melangkah pergi dan aku segera mengejarnya

Raja tunggu, kamu kenal sama penulis itu?” tanyaku lagi

Ehm.... ehm.....” jawabnya sembari mengangguk

Sekarang dia dimana?”

Ehm..... dimana ya, aku kurang tau sic, entar aku coba tanya sama sepupuhku. Dia dulu sempet satu kelas dan deket sama si Dhika. Cowo aneh.....” kata Raja seraya menarik tanganku “Ke kantin yok.....”.


Akhirnya.....

Ehm.... kata sepupuhku Dhika keluar sekolah sebelum ujian kelulusan ” jelas Raja setelah beberapa hari aku menantikan jawaban dari semuanya

Keluar sekolah? kenapa?”

Ngga ada yang tau, sepupuhku juga ngga tau, Dhika terlalu tertutup.”

Ya.... Agung memang seperti itu, aku sangat mengenalnya.

Oh ya..... kamu kok ngebet banget sama Dhika” kata Raja mengagetkan aku hanya meresponnya dengan senyum kecut.


Malam ini ingin rasanya aku teriak sekeras-kerasnya, kenapa harus aku.....

Aku masih bersama air mataku yang mengalir deras, aku mengunci diri dikamar sepanjang hari. Suara ketukkan pintu kamarku tak pernah berhenti yang di iringi suara Mama dan kak Ayonk.

Ra.... buka pintunya, kakak pengen ngomong sesuatu sama kamu.” suara itu kembali terdengar pelan tapi aku masih tak mau membuka pintu kamarku untuk siapapun.

Papa udah pergi... jadi kamu ngga usah takut” bujuk kak Ayonk, aku masih tak mau bersuara hanya isak tangisku yang terdengar lirih...

Ra......” panggil kak Ayonk lagi, “Aku memang bukan saudara kandungmu, tapi aku benar-benar sayang sama kamu dan menganggap kamu seperti adikku sendiri” lanjutnya

Kenapa harus aku kak..... kenapa harus aku??” ucapku dengan tangis

Kakak ngerti perasaanmu, tapi tolong buka pintunya biarkan kakak masuk dan kita bicarakan ini semua.”

Aku berjalan perlahan kearah pintu kamarku dan membukanya pelan

Ra.....” panggil kak Ayonk pelan

Kakak....” ucapku seraya memeluknya

Aku ngga mau kak, aku ngga mau” tolakku lagi dengan perjodohan yang udah diatur oleh Papa untukku.

Kakak ngerti...”

Kenapa harus aku kak....?” tanyaku lagi dengan tangis tapi kak Ayonk hanya bisa diam membisu.


Pagi ini terasa berat bagiku untuk memulai sesuatu, saat mengingat peristiwa kemarin semuanya terasa gelap. Dan air mata ini akan kembali meleleh.

Ra... kamu ngga apa-apa kan?” tanya Fyan khawatir, aku ngga tau harus ngomong apa ke dia.

Aku ngga apa-apa, yan... maafin aku ya....” kataku pelan dan menjauh dari hadapanya.

Ra... Arra...tunggu, kamu kenapa?”

Jauhi aku Yan... kumohon jauhi aku.....”

Aku ngga ngerti maksud kamu, tiba-tiba kamu minta maaf dan menyuruhku untuk menjauhi kamu, ada apa? Apa yang sebenarnya terjadi?”

Please yan, aku pengen sendiri” ucapku pelan

Fyan menjauh dariku perlahan, aku ngga tau apa yang aku lakukan ini benar atau salah, aku cuma ngga ingin menyakitinya.


Kenapa Fyan murung seperti itu, kalian berantem?” tanya Tyo saat melihatku duduk sendiri di dalam kelas, tapi aku tidak menjawab pertanyaannya,”kalian putus??” tanyanya lagi

Tyo.... aku sama Fyan ngga ada hubungan apa-apa, kita hanya teman ngga lebih.” jawabku yang membuat tyo kaget.

Apa, cuma teman? Bukannya kalian selama ini sering jalan bareng?”

aku mengangguk pelan “Tyo, aku....”kataku berat

Kenapa?”

Air mataku mulai mengalir lagi, sangat berat untuk mengungkapkan kenyataan yang sebenarnya terjadi.

Tentang Agung, Raja, dan perjodohan itu, dan tangisku semakin menjadi-jadi.

Tapi akhirnya aku menceritakan semuanya pada Tyo, kecuali perasaanku pada Raja.

Jangan katakan semua ini pada Fyan, aku ngga mau nyakiti perasaannya.” lanjutku yang masih penuh dengan air mata, Tyo hanya mengangguk pelan.


Arra......” panggil Tyo dan segera berlari ke arahku, “Aku udah dapat informasi tentang Agung.” katanya dengan senyum puas.

Benarkah????” responku senang lalu Tyo mengangguk cepat, “Makasih ya....” kataku seraya memeluk Tyo dengan senyum lega.


Arra....” panggil Raja sembari berlari ke arahku saat melihatku berjalan sendirian waktu pulang sekolah.

Ya....” jawabku singkat

Sendirian? Boleh aku temani?” tanya Raja dengan senyum, aku hanya mengangguk pelan

Aku perhatikan kamu sekarang jarang banget jalan sama Fyan, kenapa?” tanya Raja memulai pembicaraan.

Ngga apa-apa, mungkin karena sekarang udah mendekati ujian kita sibuk belajar, jadi jarang ketemu dhe.” jelasku

Kalian ngga putus kan?” tanya Raja lagi

Putus....? kayaknya ngga perlu dhe, jadian aja engga' ngapain putus??” jawabku santai

Kalian ngga pacaran?” respon Raja kaget, ”Jadi selama ini kalian jalan bareng itu ngga ada hubungan apa-apa?” lanjutnya

Engga” jawabku singkat

Kalian..... tau ah....”kata Raja bingung, aku hanya meresponnya dengan senyum.

Aku antar pulang mau...?” tanya Raja lagi ketika kami hampir sampai di tempat parkir sekolah

Makasih, aku ngga mau ngrepotin kamu” tolakku lembut

Ngga.... ngga ngrepotin kok, malah aku senang bisa bantu kamu”

Ehm....”

Ayo.....” ajak Raja lagi dan tak mungkin aku tolak


Arra......”panggil kak Ayonk yang udah menungguku di teras rumah, aku segera turun dari motor Raja

Makasih ya....tapi kayaknya aku ngga bisa nyuruh kamu mampir kerumahku dulu” jelasku

Ngga apa-apa kok, ya udah aku duluan ya.....”

Bye-bye..... hati-hati ya....”


Itu sapa?” tanya kak Ayonk curiga

Oh... itu Raja, temen sekolahku”

Kamu ngga pacaran kan sama dia?”

Engga kak..... sebentar lagi aku akan bertemu dengan Agung, ngga mungkin aku pacaran sama Raja”

Siapa tau, kayaknya dia juga mirip sama Agung, apa salahnya kan?”

Ngga mungkin kak.....”

Ngga apa-apa, asal kamu ngga jadikan dia tempat pelarian kamu.” kata kak Ayonk lalu masuk kedalam rumah.


Kalian berdua adalah orang yang paling aku percaya... aku sayang kalian” kataku pada Tyo dan kak Ayonk seraya mengusap air mataku.

Kami juga sayang sama kamu....” kata mereka serempak

Terima kasih untuk semuanya”

Aku akan masuk rumah Aagung, setelah kurang lebih 2 tahun kami tidak ketemu aku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi kami berdua nanti.

Arra..., ayo masuk” ajak tante Kris, Mama Agung lembut sembari mengandeng tanganku

aku dibawanya kedalam ruangan yang tertata sangat rapi, dan dipenuhi oleh foto-fotoku dan lebih tepatnya fotoku bersama Agung.

Kamu duduk dulu ya.... tante buatkan minum”

Tante, Agung mana?” tanyaku ngga sabar

Sebentar ya....” jawabnya pelan dan berlalu

Aku menyusuri setiap sudut ruangan itu dengan seksama, mencari sela adakah ganbar diri selain gambarku. Tapi kenapa yang terpajang hanya fotoku dan dia, saat diSurabaya dulu dan tak ada foto lain kecuali foto Agung yang sedang berdiri memakai serangam sekolah yang juga di pajang di ruang seni untuk Pameran Mading.

Kak Arra......” panggil Caca adik perempuan Agung dengan manja lalu segera memelukku

Caca.... apa kabar???” tanyaku dengan senyum lebar

Kak Arra kok ngga pernah maen kesini sich, kan Caca kangen.” katanya dengan manja

Kakak kan di Surabaya, sekarang Kakak udah disini nanti kakak akan sering maen, kamu senang sekarang?” kataku kemudian, Caca mengangguk dengan semangat.


Kak Agung mana?” tanyaku kemudian setelah kurasa udah cukup lama tante Kris tidak kunjung kembali.

Kak Agung....” kata Caca heran “Ehmm......” pikirnya

Kenapa, kok bingung gitu?”

Oh iya..... Caca sampe lupa” katanya dan menarikku keluar, menuju ke kamarnya. ”Kak Agung bilang, kalo nanti kak Arra mencari kak Agung, Caca harus berikan ini pada kak Arra sebelum kak Arra ketemu sama kak Agung.” jelas Caca panjang sembari memberikan kotak kecil padaku

Apa ini?” tanyaku penasaran

Pengen tau ya..... kata kak Agung itu harus di buka di rumah, di dalam kamar kak Arra.” jelas Caca lagi

Ca......” panggilku pelan

Kakak sayang ngga sama kak Agung?” tanya caca serius

Kakak sayang banget sama kak Agung, sama Caca juga” jawabku lalu memeluk Caca erat.

Sekarang kakak pulang ya..... baca surat yang ada didalam kotak itu lalu persiapkan diri kakak untuk bertemu dengan kak Agung..” katanya dengan senyum manjanya yang sudah sangat khas.


Malam ini kusiapkan hati untuk membuka kotak yang tadi siang Caca berikan padaku, aku tak tau kenapa... tapi aku merasa sangat tegang untuk melihat apa yang ada di dalamnya.

Hm... kejutan apa lagi yang ingin Agung berikan padaku.

Perlahan, kubuka kotak itu... kutemukan selembar kertas dan selembar fotoku bersamanya, yang masih kuingat... ini adalah foto terakhirku dengannya. Setelah kupandangi lekat foto itu, kini perhatianku beralih keselembar kertas yang siap untuk kubaca...

dan tertulis dengan rapi.....

Sejenak kuHentikan langkahKu
saat terang hariKu
mengHilang....

Mendekap keSunyian hantui
mengHalang perJalanan
hidupKu....


Susuri langkahKu
yang berUjung keHampaan
tenggelam dalam keIndahan
Sang Malam....


Samar terNgiang
lirih jeritan hatiKu
hanya menanti berHarap

Semua kan kembali....

aku tak mengerti arti puisi yang Agung tulis itu... sebenernya apa yang telah terjadi..?? aku ingin hari berjalan cepat untuk melewati malam yang kurasa sangat asing ini...


Aku mulai meneteskan air mata lagi, satu persatu air mataku menetes dengan derasnya. Aku tak tau apalagi yang akan terjadi, hatiku sakit......

Aku tak sanggup mendengar semuanya, aku ngga bisa menerina kenyataan ini. Aku ingin semua ini hanya mimpi, mimpi buruk bagiku.

Ra.... udah, kakak ngga mau lihat kamu nangis lagi” kata kak Ayonk pelan

Aku.....” tangisku semakin menjadi-jadi, aku tak sanggup katakan sesuatu,

Kakak jangan nangis....... Caca ngga mau lihat kak Arra nangis.....” kata Caca yang ikut menangis sembari memelukku

Hiks.... hiks....” isakku pelan lalu segera ku peluk tubuh mungil Caca.

Maafin kakak ya.....” ucapku pelan, lalu aku mulai beranjak meninggalkan ruangan itu, ruangan yang dipenuhi semua foto-fotoku bersama Agung, setelah kudengar penjelasan dari tante Kris, Mama Agung.

Arra....” panggil kak Ayonk segera dan mengikuti langkahku, masih bisa kurasa senyum hangat dari bibir Agung, rasanya baru kemaren aku kenalan dengannya. Tapi sekarang semuanya hilang, tak ada senyum itu, tak ada canda itu, tak ada kata-kata manis itu, dan tak ada pelukkan hangat itu. Semuanya ikut terkubur bersama perginya agung.


Sekarang semuanya hilang Tyo...... semuanya hilang.....” kataku pelan pada Tyo saat dia menjengukku di rumah sakit,

Ya.... beberapa hari ini aku dirawat di rumah sakit.

Aku ngga mau hidup lagi.....” ucapku lagi dan terisak

Ra..... kamu ngga boleh gitu, kamu harus semangat.” bujuk Tyo. “masih ada Aku, Kakakmu, temen-temen. Kamu ngga sendiri Ra.... masih ada kami.”

Aku mau Agung Tyo, Agung....” isakku lagi

Ra... dengar, aku akan bantu kamu mencari seseorang seperti Agung. Aku janji”

Hiks.... hiks.....”


Hai.....” sapa Raja yang kini berada di ambang pintu ruang inapku dengan senyum manisnya.

Udah baikkan??” tanya Raja lalu duduk dikursi dekat tempat tidurku

Ehm.....” responku singkat dan berusaha untuk duduk.

Kamu jangan banyak gerak dulu, udah tidur aja”

Aku capek tidur terus....” kataku segera,

Aku dan Raja ngobrol banyak, dari masalah sekolah, keluarga, sampai pacar.

Mungkin ngga untuk saat ini.” jawabku saat Raja menanyakan soal pacar

Kenapa?”

Tolong jangan tanyakan itu.” kataku dan tak sadar mulai neneteskan air mata lagi.

Ra.... kamu kenapa, kok nangis....kalo aku salah ngomong maaf ya.....” kata Raja segera

Kamu ngga salah, kamu ngga salah. Aku yang salah selalu aku yang salah itu udah biasa.” kataku

Kamu tau... Agung pergi, dia ninggalin aku 2 tahun yang lalu tanpa ada kata putus.” kataku lagi, “Aku pikir dia pergi dan melupakanku, aku pikir dia ngga peduli sama aku, tapi.... dia sakit, dia sakit itu kenyataannya, Agung sakit parah......” jelasku “Dan dia sempat koma selama beberapa bulan” lanjutku yang masih dengan tangis.

Maaf Ra... aku ngga bermaksud....” respon Raja segera

Aku mencarinya, tapi sekarang setelah aku berhasil menemukannya dia... dia udah pergi.....” jelasku dan semakin tak kuasa menahan air mata, “Hiks... hiks....... hiks......” isakku lalu Raja segera memelukku, aku tenang berada dipelukkannya.


Ini untukmu...” kata Raja sembari menyerahkan sebingkai foto dan selembar kertas yang tempo hari sempat dipajang dimading selama beberapa hari.

Apa ini?” tanyaku kaget

Aku harap ini bisa sedikit membantumu” jawabnya dengan senyum

Makasih” ucapku lirih


Mungkin hanya dengan ini aku merasa ngga akan pernah kehilangan Agung, aku bisa memiliki sesuatu yang pernah menjadi milik Agung... Caca dan Tante Kris, dua orang wanita yang pernah berada sangat dekat kini mereka berada sangat dekat denganku. Raja... cowo yang kurasa sangat mirip dengan Agung selalu ada didalam hari-hariku, memenuhi hari-hariku dengan senyum khas itu... Tyo, temen terbaikku... yang selalu bisa tau segala resahku. Dan yang paling berarti adalah Mama dan kak Ayonk... meraka yang selalu memberiku semangat untuk tetap menjalani hidup...


On Jumat, April 10, 2009 0 komentar

Aku masih mengitari sisi demi sisi ruang sekolah ini. Tak Kusangkah, kini Aku harus melangkah pergi dari gerbang sekolah yang sudah memenuhi otakku dengan memory-memory yang tak bisa Ku uraikan satu-persatu.

Rasanya baru kemaren Aku memasuki gerbang itu dengan memakai seragam biru-putih (seragam SMP) . Begitu cepatnya waktu ketika Aku masih asyik dengan sesuatu....

Kini perlahan kudorong pintu ruang kelas yang menjadi kelas terakhirku disekolah ini. Kulangkahkan kaki masuk perlahan, disinilah semua cerita dimulai... saat Aku lebih sering menghabiskan waktu untuk memandangi seseorang secara diam-diam yang dengan tenang duduk dibangku sudut belakang.

Irhas...

Ya.... itulah namanya, cowo super tenang yang pernah aku temui.


***


Arra “ panggil Ery temen sebangkuku yang kini telah berdiri diambang pintu menyuruhku untuk keluar kelas, aku berjalan perlahan menghampirinya, mencoba menangkap sesuatu yang hendak dia tunjukkan padaku.

Hmmm.....” responku setelah kutak bisa mengerti maksudnya.

Ada Rully...” katanya kemudian dengan senyum genit.

Ya.... Ery memang sangat menyukai Rully, cowo super cool yang ada di sekolah, aku hanya tersenyum merespon tingkah Ery yang selalu over acting untuk mencari perhatian Rully.

Er.... ingat, Rully ga suka cewe' centil “ bisikku pelan dan lebih memilih duduk dibangku dan secara diam-diam memandangi Irhas.

Sebenarnya ada tugas yang lebih penting yang harus Aku lakukan dari pada memandangi Irhas secara diam-diam atau menarik perhatian Rully yang ga jelas. Aku mengeluarkan setumpuk buku pelajaraan.

Ya.... inilah pekerjaan yang lebih penting itu, aku harus bisa menjadi yang pertama karna aku harus mendapatkan Beasiswa untuk kuliah ke Jepang.

Arra... “ suara itu terekam jelas di memoryku, suara yang sangat ku kenal tapi jarang aku mendengarnya. Aku menengok pelan, sembari memastikan apa benar dia yang memanggilku.

Ah........ dia tersenyum manis,

Boleh aku tanya sesuatu?” ulangnya lagi, saat Dia hanya mendapatiku terdiam.

Ya..... itu suara Irhas, yang memang pada dasarnya sangat pendiam.

Ya.... ada apa?”

Apa benar, kamu yang menulis puisi yang sekarang tertempel di MaDing?” tanyanya perlahan

Owh..... kenapa dia menanyakan itu.....!!!

Arra “ panggilnya lagi

Ya...ya... maaf, aku ga konsen “ Aku cuma tersenyum kecut,

oOo “ respon dia singkat

Kenapa? “

Tidak apa-apa kok, makasih “

Ah..... senyum itu lagi, aku benar-benar ga bisa berkata apa-apa kalau dia sudah menampakkan senyum itu.

Kejadian itu adalah pertama, aku dan Irhas duduk sebangku. Aku senang... Kucatat dalam Diaryku tanggal 18 Januari 2008.




Hujan “ kata irhas singkat saat hendak pulang sekolah.

Aku hanya tersenyum, tersenyum kecil karna aku takut dia tidak berbicara padaku...

Kenapa senyummu ragu-ragu kalo senyum, senyum aja... ga perlu ragu seperti itu!” katanya panjang

Aku suka itu “ ucapku tiba-tiba dan membuat Irhas langsung mengalihkan perhatiannya padaku.

Apa?” tanyanya segera

Hujan... aku suka!” alihku segera, dan dia segera berpaling.

Hm..... hampir saja, aku mati berdiri karna takut ga bisa mengalihkan perhatiannya.

Motor kamu?” tanya Irhas menunjuk salah satu motor yang terparkir disebelah motornya setelah hujan mulai reda. Aku hanya menggelengkan kepala perlahan,

Terus, motor kamu mana?” tanyanya kemudian

aku menggelengkan kepala lagi, harusnya dia tau aku ga membawa motor karna aku ga bisa naik motor.

Terus, kenapa dari tadi kamu berdiri disini?”

aku menggelengkan kepala sekali lagi lalu tersenyum bingung,

Kadang-kadang kamu aneh ya....” kata irhas dan menaiki motornya dan berlalu. Aku masih berdiri dipinggir tempat parkir sekolah ini, tak tau apa yang sebenarnya kunanti. Sampai kuingat kata-kataku tadi “ Hujan, aku suka!” kini aku harus mulai menyukainya “ Hujan “

Kutulis rapi di dalam Diaryku, tanggal 31 Januari 2008.




Kini aku harus berlari kecil menuju ruang kelas karna aku terlambat masuk sekolah,

Permisi Bu... maaf saya terlambat “

Kata yang kurangkai sejak memasuki gerbang akhirnya terurai juga, karna ini kali pertama aku terlambat masuk sekolah.

Aku kembali bersin, untuk kesekian kalinya dan membuatku terpaksa harus istirahat di UKS.

Bosen...... Aku kembali duduk dan berjalan mondar-mandir membuat petugas UKS bingung.


Kok ada ya... orang yang gila belajar seperti kamu “ suara itu lagi, aku enggan menengok kearah suara itu, karna aku takut melihat senyum itu.

Harusnya kamu di UKS “

Bosan... “ ucapku singkat

Bosan?? bosan karna apa?” tanya irhas bingung

Kamu bilang sendiri kan tadi, kalo aku gila belajar, jadi... mana mungkin aku bisa berdiam diri di UKS tanpa melakukan apa-apa “

Hmm.... “ Irhas menyelah nafas panjang dan duduk didepanku “ jangan pandangi aku seperti itu!” katanya kemudian.

Siapa ?” tanyaku

Kamu, jangan pandangi aku lagi... apalagi secara diam-diam “

aku tersentak kaget, Owh...... dari mana dia tau!!!

Aku?” kataku segera “kayaknya kamu salah orang dhe!” selaku

O ya...???” responnya “ Terima kasih atas kiriman puisi-puisimu... bagus!” lanjutnya sembari meletakkan beberapa lembar kertas dihadapanku, lalu beranjak pergi.

Jantungku sepertinya berhenti berdetak, hari ini sangat aneh...

Kutulis dengan sangat jelas di buku Diaryku.. tanggal 2 Februari 2008.




Aku tersenyum saat kulihat titik demi titik air jatuh menetes ditanganku, lalu kurapikan syal yang melingkar di leherku.

Kulangkahkan kaki perlahan berjalan ditengah titik air langit yang tak hentinya menetes.

Masih tetep maksain diri untuk hujan-hujanan lagi?” kata seseorang yang kurasa selama ini ada didekatku tapi aku berusaha untuk tidak mempedulikannya.

Hmm......” kutarik nafas panjang lalu perlahan kutengok siapa yang membawa payung dan melindungi aku dari air hujan.

Kenapa kamu selalu datang disaat yang tepat, seperti dalam sinetron aja!” kataku dengan senyum dan langsung meraih lengannya dengan manja,

Karna aku ada untuk menemanimu!” ucapnya...

Ya.... dialah temanku sejak SMP, namanya Ferry... Cowo manis berlesung pipi.


Hari ini aku dimarahi Guru Matematika karna aku ketiduran didalam kelas, Hm.... aku memang sedang ga enak badan karna hujan-hujanan tempo hari.

Tidak biasanya kamu tidur didalam kelas, kamu kenapa? Ada masalah?” tanya Ery seusai pelajaran.

Pusing “ ucapku singkat

Kamu sakit?” tanya Ery lagi

Dikit “

Dikit? Kalau sakit ya sakit, kok pake dikit, lama-lama kamu pelit “ kata Ery sewot

Kok pelit??? “

Iya.... pelit ngomong, kayak Irhas aja!”

kok Irhas....” kataku segera dan membuat perhatian Irhas tertuju padaku, aku langsung terdiam lalu mengambil setumpuk buku yang ada dimejaku dan beranjak pergi menuju perpustakaan.


Hallo Bidadariku yang cantik!!” sapa ferry saat melihatku keluar dari perpustakaan lalu merebut setumpuk buku yang kubawa.

Kata Ery, tadi kamu tidur dikelas ya...”

Hm...abis, kepalaku pusing, ngantuk juga sich.... hehehehe” jawabku enteng sembari nyengir

Hmmm... cantik.... cantik.....” responnya lalu merangkulku “ Udah makan sayang...??? kekantin dulu yukk.....” lanjutnya

Fer... kamu apaan sich pandangi aku kayak gitu...” kataku aneh

Wajah kamu yang cantik itu milik siapa ya nantinya??” kata Ferry lalu meminum segelas es jeruk yang ada di depannya.

Milik mamah-papah....” jawabku tersenyum “ aku seneng banget dhe Fer... punya teman sebaik kamu, moga aja kita bisa berteman sampai nenek-kakek “

Beneran nie, kamu mao temenan ma aku sampai nenek-kakek” respon Ferry bercanda

Fer.... aku serius “ kataku sewot

Maaf.... O iya, aku mao cerita “

apa? “

Aku dah ngomong ma Ery, kalau aku suka ma dia “

Trusss... respon Ery gimana?”

Ya.. dia butuh waktu, kata kamu kalau ga langsung di jawab berarti ga bener-bener sayang...”

Ya ga juga sich Fer... siapa tau aja, dia takut nyesel kalau langsung bilang engga' sama kamu, bisa aja kan??” responku tersenyum

Kamu bisa aja! ”

kok aku??”

Iya... kamu bisa aja cari alasan, biar aku ga putus asa! “

Karna kamu teman baik aku...”

Walaupun hari ini sangat berantakan bagiku, tapi aku tetap menulisnya di buku Diary ku...

tanggal 9 Februari 2008.




Siang ini aku mendengar obrolan Irhas dengan teman sebangkunya, aku merasa terpojok... aku merasa miris mendengarnya.

Kamu kenapa ra..??” tanya Ery saat menemuiku di UKS

Pusing “

Ga biasanya kamu lebih memilih di UKS dari pada ikut pelajaran dikelas atau diperpustakaan “

Pusing “

Kamu kenapa sich Ra.... ??”

Aku pusing Er... aku pusing!! aku mau istirahat, jangan ganggu aku!!” tegasku dan membuat Eri berlalu dengan wajah kecewa.

Kok jalan duluan...” tegur Ferry yang mengagetkanku “ Udah males ya pulang bareng ma aku?”

Aku tak banyak kata, hanya bisa memeluknya erat dengan isak tangis.

Tak terlupa dan terukir jelas di memoryku, tanggal 21 februari 2008.




Ra... Arra....” panggil Fery yang terdengar tergesa-gesa saat melihatku berjalan didepan ruang Osis.

Ya “ jawabku dengan senyum berat

Apa benar, kamu mengundurkan diri dari jabatanmu sebagai ketua Osis?? dan keluar dari kelompok belajar yang akan dikirim sekolah untuk lomba bulan depan?? kenapa?”

Aku tak bisa menjawab pertanyaan Ferry dengan tegas, karna alasan yang aku miliki, aku rasa tidak masuk akal bagi semua orang jika ku ungkapkan.

aku capek fer....” cuma itu kata yang bisa kuucap dan berlalu dari hadapan ferry.


Ternyata Miss Rajin kita memang sangat pinter ya... lihat aja. Dia bisa belajar sambil mendengarkan musik” kata salah satu murid yang ada di perpustakaan

Maksud kamu?”

Lihat aja, thu headset yang ada di telinganya”

Arrggggghhhhhhh................. aku bosan, apapun yang aku lakukan selalu menjadi obrolan mereka, aku ingin menjadi cewe biasa-biasa aja, yang ga selalu bisa menarik perhatian mereka.

Hari yang kacau ini, kutulis dengan rasa lelah yang kurasa... tanggal 29 Februari 2008.




Ada apa ce Ra... semua orang ngoomngin kamu, yang beginilah... begitulah... kamu kenapa sich...??” tanya Ferry yang ga tahan melihat perubahanku.

Aku capek fer...”

Iya... capek kenapa? Cerita dong ma aku!!”

Aku capek ....”

Ra.....kamu percaya kan ma aku??” tanya Ferry kemudian, aku mengangguk pelan lalu mengusap air mataku. “ Kalau kamu ada apa-apa ngomong.... katakan dengan jelas, jangan dipendam dalam hati. Itu yang dulu pernah kamu katakan padaku, ungkapkan apa yang menjadi beban dalam hatimu..” kata Ferry pelan, sekali lagi aku hanya bisa mengangguk.

Sekarang ngomong... ngomong!!” lanjutnya

lalu aku segera beranjak dari tempat dudukku dan berjalan keluar kelas.

Ra.. kamu mau kemana?” tanya Ferry segera

Aku mencari satu sosok yang membuatku berubah hingga seperti ini, sosok yang selama ini aku kagumi.

Irhas.....” panggilku lantang dan menghentikan langkah tenang yang selalu dia tapakkan.

Kini aku berdiri tepat dihadapannya, memandang wajahnya lekat... ini pertama kali aku melakukannya.

Apa? “ kata singkat keluar dari mulutnya

I Love you “ ucapku lirih tertunduk

Kamu salah orang “ katanya dan hendak beranjak pergi

Irhas, I Love you “

Kamu ga salah orang? Bener kata yang lain, kamu tambah aneh!”

Irhas, aku sayang ma kamu, aku sayang ma kamu “ ulangku lirih dan masih ga berani menatapnya.

Kayaknya kamu bener-bener salah orang, maaf aku harus pergi!”

Irhas, percaya atau tidak, aku sayang sama kamu, dari dulu sayang sama kamu “

Terima kasih “ ucapnya singkat dan meninggalkan aku sendiri, terdiam.... berdiri didepan ruang seni.

Kamu lihat kan Fer... tidak selalu, manusia se-perfect apapun bisa mendapatkan apa yang dia mau!” kataku dengan isak, “ Aku memang pintar... semua orang akui itu. Tapi karena pintarku, ada satu cowo yang nolak aku” lanjutku dan Ferry segera memelukku...

Itulah kejadian yang sangat menggores hatiku, tak kan terhapus dari memoryku.

Tanggal 18 April 2008.



***


Kreeekkkk...” suara pintu yang terdengar berat itu membuyarkan lamunanku tentang masa lalu.

Oh... ternyata disini juara kita yang akan segera berangkat ke Jepang bulan depan...” kata Ferry dengan senyum bangga.

Oh.... Ferry.... kamu selalu datang tepat waktu, aku butuh seseorang untuk kupeluk...” kataku lalu segera memeluk Ferry dengan tangis... “ aku ga rela Fer, melepas semuanya begitu saja... disini aku mendapatkan semuanya.... pujian, sindiran, tawa, tangis, cinta bahkan rasa kecewa “ ingatku lagi.

Udahlah...tempo hari kamu bilang ke aku, pacar ga penting... yang penting adalah sahabat atau teman” kata Ferry dengan senyum

Kamu bener!!! aku ga butuh pacar karna aku udah punya temen yang bisa memberiku arti lebih dari sekedar status pacar seperti kamu!” kataku semangat

Ayo kita ke Aula, kayaknya masih banyak lagi kejutan yang harus kamu terima!” kata Ferry dan mengandengku keluar dari kelas yang memberiku banyak arti...


Aku mengerti....

Persahabatan lebih berarti dari pada kata-kata Cinta yang tak pasti, karna Cinta bisa membuatku Bego' dan aku ga mau itu terjadi lagi...

On Minggu, Maret 29, 2009 0 komentar

Usailah sudah hanya tinggal luka

Kau yang telah hancurkan cinta

demi kenikmatan


Engkau yang hina penuh dengan dusta

kau yang pernah pergi dariku

kini datang menjemputku


Dulu kau tinggalkan aku

Kau pergi dariku entah kemana

Dan kini kau telah kembali

Memohon cintaku untuk selamanya

On Jumat, Maret 27, 2009 0 komentar


Disini aku menunggu tak pernah berhenti

Terpuruk ku sendiri setelah kau pergi

Hilang kini kau hilang

Bintang tak lagi bersinar


Kita akankah berjumpa

Kita akankah bersama

Selamanya berdua


Hilang kini kau hilang

Hilang semua menghilang

Bintang tak lagi bersinar

Hilang semua telah hilang

On Rabu, Maret 18, 2009 0 komentar



hajimari no asa no shizukana mado


zero ni naru karada mitasareteyuke


umi no kanatani wa mou sagasanai


kagayakumono wa itsumo koko ni


watashi no naka ni mitsukerareta kara

On Minggu, Februari 01, 2009 0 komentar


Pada jalan yang memBentang
ada Tawa dan Canda
serta ada Tangismu diSana

ada Seribu lembaran Baru
yang hendak kamu jalani
dalam damai diHari ini
satu tahun Kau berTambah dewasa

lewat lentik jemariKu
Aku hanya bisa mengUcapakan
Selamat Ulang Tahun
panjangLah usia sePanjang ingatan

akan tahunMu, singgahLah
Usia barumu
dengan langkah pasti
moga bahagia diHati

dan seseOrang yang ada diHatimu
Setia selalu......

On Jumat, Januari 30, 2009 0 komentar


Sejenak kuHentikan langkahKu
saat terang hariKu
mengHilang....

Mendekap keSunyian hantui
mengHalang perJalanan
hidupKu....

Terangi aku...
yang telah Sirna...

Susuri langkahKu
yang berUjung keHampaan
tenggelam dalam keIndahan
Sang Malam....

Samar terNgiang
lirih jeritan hatiKu
hanya menanti berHarap
Terang kembali...

Akankah datang pagi menJelang
Terbitnya terang yang lama tenggelam

On Senin, Januari 26, 2009 0 komentar


Akhirnya tiba batas waktuKu
Ketika gelap merengut nafas terAkhirKu
Hilang....

Langit mengHitam murung berDuka
Wajah sang Bulan pucat ratapi HeningNya
Malam...


Bunga meWangi antarKu pergi
Repihan senja meLepas jiwa lelah ini
Melangkah...

Sayu KuPandang jarak memBentang
Sisakan pedih diUjung dunia yang hilang
Tenggelam....

Melayang jiwaKu tinggalKan Raga ini
Melangkah kembali diAlam yang Suci...
TerLelapku diSini dalam keSunyian
Menanti cahaya Sang Terang

On 0 komentar


Ada rasa yang tersimpan di atas Suka
Ada rindu terselubung di dalam kalbu

Apa yang Kurasa berBeda dengan apa yg Kujalani
semua hanya keEgoisan seMata
hanya Emosi seSaat
yang kini meLedak menjadi Penyesalan

Yang menyayangi tak mau mengerti
Yang diSayangi tak mau peduli
tapi yang tak diInginkan datang seSuka hati

Pikiran ini, Hati ini, Rasa ini
telah terBelenggu
oleh seSuatu yang datang tak tentu waktu

Yang menDampingiku akanKah Setia padaKu
walau Kutau
Kau takKan Pernah
..............

On Sabtu, Januari 24, 2009 0 komentar


Aku hanya sebagian
tersadar saat kulihat lautan
penuh ombak
bergulung setinggi gunung

Aku hanya sebagian
saat kutatap langit luas
Aku hanya makhluk kecil
lemah tak berdaya jika di hadapan-Nya
tertunduk penuh Dosa
tak berani menatap-Nya

Aku hanya sebagian
sebagian dari ciptaan Illahi
untuk pelengkap seorang insan
yang membutuhkan Kasih sayang
Cinta dan Belaian

Aku memang sebagian
dari semua ciptaan di alam semesta
Kusadar...
Aku hanya sebagian

On Kamis, Januari 22, 2009 0 komentar


Daunpun luruh tanpa mengaduh
hati ini bisu seakan tak mampu
Ucap kata pisah padamu
karna dihatiku masih ada rindu

Tersimpan dihati walau tak pasti
Terasa perih saat kau tak bisa kunanti

Mungkinkah semua ini kan cepat berlalu
tapi kutak rela melepas semua
Kukan memeluk erat semua
Kenangan yang pernah ada

Didalam hatiku kau ikat kan rasa sayangmu
Didalam mataku terlukis indah senyum manismu

Tapi di senymmu pernah ada tangisku
Dikatamu pernah ada kecewaku
dan Dilangkahku selalu ada bayangmu

Itu semua bukti
bahwa kenangan bersamamu
Takkan pernah pergi dari pikiran ini

On 0 komentar


Atas nama Cinta
Seseorang datang membawa kado Bahagia
Atas nama Rindu
Seseorang datang membawa rasa Cemburu

Malaikat datang terbang mendekat
membawa segenggam rasa...
Rasa yang menjadi obrolan setiap insan manusia
yang kadang menjadi petaka

Tapi taukah dirinya...
Seucap kata, Setetes air mata,
tak pernah mereka pahami
Cinta hanya Kata...

Tapi kenapa?
Dalam cinta banyak Derita
banyak Cobaan, Rintangan,
Emosi dan Amarah

Datangnya tak diketahui
tapi perginya meninggalkan bekas
mungkin itulah Cinta....

On Rabu, Januari 21, 2009 0 komentar


Diatas singgahsana cinta
terdapat cela keajaiban dunia
yang ada dialam mayapada

Terlalu indah untuk dibayangkan
Terlalu sempurna untuk diimpikan
dan Terlalu jauh untuk didapatkan

Hening terasa menyelinap jiwa
sunyi terasa menyelami alam mimpi
Sirna segala rasa

Terdapat jejak kaki seorang insan manusia
terasa berat seperti sekarat
sendiri dalam dunia mimpi

Dari seribu keindahan dunia
aku terjerat pada paras sempurna
yang tak bisa selalu kusapa
walau telah sering bertatap muka

Senyumnya, Matanya, Suaranya
dan Gerak-geriknya
membuat semua makhluk terPesona

On 0 komentar


Aku resah dalam gelap malam
bintang yang hilang ditelan awan
Kegundahan menyihir hari kelam
menjadi rintangan kehidupan

Mengawali sebuah kegagalan
tanpa ada rasa percaya akan menang

Keputus asaan menyerang
menjalar keseluruh badan

Ingin kuhentikan waktu
Ingin kutunda sesuatu
yang meningatkanku pada masa lalu
dan kuruba menjadi kenangan yang kelabu

Kini ingin kutinggalkan masa kelamku
dan membuka lembaran baru
demi kuraih seSuatu yang terTunda
dalam hidupku...

On Selasa, Januari 20, 2009 0 komentar


Dalam gelap malam aku berfikir
akankah ada perubahan dalam takdir

Malam berganti fajar
tapi aku tetap diam
menanti datangnya hari akhir

Setiap pagi burung bernyanyi
seakan tiada pernah merasakan sedih
Desau angin seakan berbisik
agar aku bersemangat dalam hidup


Dedaunan yang tertiup angin
seolah gesekan sebuah biola
melantunkan nada-nada alam
diiringi kicauan burung kecil

Merakalah ciptaan Illahi
yang tak mungkin dapat kita pungkiri


Dan kini kutak mau terpaku
oleh kegagalan di masa lalu

On Senin, Januari 19, 2009 0 komentar


Suara halus yang terdengar perih menyayat hati
terngiang ditelinga ini
Tetesan air lembut dingin mengalir disela-sela jari

Meratapi puing-puing hati yang hancur berserakan
Terpecah karena keegoisan
Mencoba menatanya kembali dengan rapi
walau telah menjadi serpihan-serpihan yang tak berarti

Takkan kusesali.....
Walau terus kutangisi
Takkan kuhindari.....
Akan kuterjan hingga aku lelah dan mati